Apa Itu Aura Farming dan Mengapa Menjadi Tren di Kalangan Gen Z?
Setiap hari, kita selalu belajar hal-hal baru, baik dari lingkungan sekitar maupun media sosial. Salah satu fenomena yang kini sedang viral adalah istilah “aura farming”. Meskipun terdengar lucu dan tidak berbahaya, istilah ini menyimpan makna yang cukup dalam dan menjadi tren di kalangan Gen Z dan Gen Alpha.
Aura farming merujuk pada seseorang yang memiliki aura atau energi unik yang mampu menarik perhatian orang lain tanpa perlu usaha ekstra. Ini bukan sekadar gaya hidup, tetapi lebih kepada kepercayaan diri dan kesan yang diberikan oleh seseorang saat berada di suatu ruangan. Dengan gaya minimalis namun memancarkan pesona, aura farming menjadi simbol dari karisma yang alami dan tidak dipaksakan.
Istilah ini pertama kali muncul dalam dunia anime, di mana karakter-karakter kuat dengan sikap tenang dan tidak ingin diganggu menjadi pusat perhatian. Kemudian, internet langsung mengadopsi istilah ini untuk menggambarkan seseorang yang memiliki “main character energy” yang kuat. Kini, istilah ini semakin populer berkat aksi Rayyan Arkan Dikha, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun dari Indonesia yang viral karena tampil percaya diri di acara Pacu Jalur.
Contoh Nyata Aura Farming
Di acara Pacu Jalur di Sumatera, Rayyan tampil dengan pakaian serba hitam, kacamata, dan tampil menari dengan penuh percaya diri. Ia tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga memberikan kesan yang sangat effortless. Aksinya membuatnya menjadi bagian dari meme global dan menjadi topik perbincangan hangat di media sosial.
Tidak hanya di Indonesia, tren ini juga menyebar ke berbagai kalangan. Banyak orang mulai meniru gerakan cool yang dilakukan oleh Rayyan, termasuk atlet olahraga seperti pembalap F1 Alex Albon, bintang NFL Travis Kelce, hingga pemain sepak bola. Bahkan, para idol K-Pop seperti ENHYPE, RIIZE, dan NCT WISH juga ikut membuat video yang meniru gaya Rayyan.
Aura Farming dalam Dunia Selebritas
Selain itu, ada juga tokoh-tokoh selebritas yang dianggap sebagai master aura farming. Salah satunya adalah Timothée Chalamet dari film Dune. Dalam perannya sebagai Paul Atreides, ia memperlihatkan aura yang kuat dengan sikap tenang dan penuh intensitas. Setiap langkahnya yang lambat, pandangan mata yang tajam, dan gerakan jubahnya mencerminkan sikap yang tidak bisa ditiru oleh siapa pun. Hal ini menunjukkan bahwa aura farming bukan hanya tentang fashion, tetapi juga tentang kehadiran yang mampu membangun daya tarik.
Membentuk Citra Diri yang Lebih Percaya Diri
Intinya, aura farming adalah perubahan cara Gen Z melihat diri mereka sendiri. Ini bukan tentang menjadi over the top atau terlalu berlebihan, tetapi lebih pada memperbaiki energi dan gaya pribadi. Tujuannya adalah agar seseorang bisa menjadi pusat perhatian bahkan ketika diam di suatu ruangan.
Dengan semakin banyaknya contoh nyata dan penggunaan istilah ini di berbagai bidang, aura farming kini menjadi bagian dari budaya pop yang tidak bisa diabaikan. Jika kamu belum mengenal atau mencoba mengadopsi gaya ini, kemungkinan besar kamu akan segera melakukannya.
