Mukhtarudin: Bandara Iskandar Memajukan Ekonomi dan Pariwisata Kalimantan Tengah

Posted on


.CO

– Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin menekankan kepentingan memperbaiki layanan pengembangan Bandara Iskandar yang berlokasi di Pangkalan Bun, Provinsi Kalimantan Tengah.

Sebab itu, menurut Mukhtarudin, lokasi Pangkalan Bun memiliki keuntungan yang signifikan dari segi strategisitas, khususnya untuk mendorong perkembangan daerah di sekitar Kotawaringin Barat serta Kalimantan Tengah secara menyeluruh.

Mukhtarudin menambahkan bahwa Pangkalan Bun merupakan pintu masuk utama untuk kabupaten-kabupaten di wilayah Barat Kalimantan Tengah seperti Sukamara, Lamandau, serta Seruyan. Hal ini disebabkan oleh kesulitan dalam mencapai daerah-daerah tersebut via darat akibat kondisi geografisnya dan keterbatasan fasilitas jalan.

Sebagai wakil dari daerah pemilihan Kalimantan Tengah, peningkatan bandara Iskandar di Pangkalan Bun merupakan prioritas utama bagi Mukhtarudin. Tujuannya adalah untuk memperkuat jaringan penerbangan dan pada gilirannya membantu perkembangan ekonomi serta industri pariwisata dalam kawasan itu.

“Oleh karena itu, menurut pendapatku, meningkatkan jaringan dan kemudahan akses sungguh amat penting agar bisa mencapai daerah-daerah yang terisolasi,” ungkap Mukhtarudin, Rabu (9/4/2025).

Kesesuaian antara Bandara Iskandar dengan peningkatan jaringan bisa diamati melalui skema perluasan fasilitas dan penyempurnaan layanan penerbangannya.

Salah satu langkah yang pernah diusulkan adalah perpanjangan landasan pacu (runway) untuk meningkatkan kapasitas bandara dalam melayani pesawat yang lebih besar.

Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran, di tahun 2021 sudah menyerahkan permintaan ke pemerintahan nasional guna mempromosikan pembangunan bandara Iskandar dengan tambahan panjang landasan pacu sehingga bisa menerima peningkatan volume pesawat terbang serta meningkatkan jaringan transportasi yang lebih baik.

Oleh karena itu, Mukhtarudin mendambakan bahwa usaha meningkatkan keterhubungan dan kemudahan akses ke Bandara Iskandar mesti tetap diteruskan agar bisa memperkokoh posisinya sebagai titik penting dalam sistem transportasi udara yang menyambungkan Kalimantan Tengah dengan daerah-daerah lain di Indonesia.

Mukhtarudin menyebutkan bahwa dari segi ketersediaan akses, Bandara Iskandar berada di lokasi yang sangat baik di Pangkalan Bun. Ini menjadi titik masuk utama ke tempat tujuan wisata populer seperti Taman Nasional Tanjung Puting.

Anggota Komisi XII DPR RI tersebut kemudian mendukung langkah-langkah untuk meningkatkan ketersediaan akses termasuk pembenahan jalur menuju bandar udara dan juga menyediakan layanan transportasi publik yang lebih efisien, misalnya sistem pengangkutan darat yang disinkronisasikan dengan jadwal keberangkatan pesawat.

Pada saat ini, baik pemerintah daerah maupun pusat sedang bekerja sama erat untuk menjamin bahwa infrastruktur penunjang, seperti halte bus antar jemput dan zona parkir, akan diperbaharui agar bisa lebih mendukung kenyamanan para pemakai layanan di lapangan terbang tersebut.

“Saya berharap dengan pengembangan ini akan semakin mempermudah para wisatawan, pebisnis, serta warga setempat untuk menjangkau bandara, sambil juga meningkatkan daya tarik ekonomi di wilayah tersebut,” jelas Mukhtarudin.

Meskipun begitu, Mukhtarudin menyatakan bahwa peningkatan Bandara Iskandar menemui berbagai hambatan, termasuk terbatasnya dana dan perlunya kerjasama antar departemen.

Model pendanaan semacam Kerja Sama Antara Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dijadikan salah satu opsi yang dianalisis guna mendorong percepatan pengembangan infrastruktur tanpa harus seluruhnya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pemenang Penghargaan Tokoh Peduli Daerah Terbaik dalam Parlemen Award 2023 mengapresiasi pembangunan Bandara Iskandar sebagai lebih dari sekedar perombakan infrastruktur fisik; itu adalah investasi penting yang dapat membangun potensi ekonomi, wisata, serta aspek sosial di Kalimantan Tengah.

“Dengan adanya koneksi yang lebih baik, area tersebut bisa menyelesaikan masalah isolasi lokasinya, memperbaiki keadaan warganya, serta memberi kontribusi signifikan terhadap ekonomi negara,” jelas Mukhtarudin.

Menurut Mukhtarudin, kepentingan proyek runway ini berada di sisi dampak positif bertumpu yang bersifat jangka panjang, sehingga menjadi tujuan utama yang seharusnya digembar-gemborkan baik oleh pemda maupun pemerintah pusat.

Secara keseluruhan, lanjut Mukhtarudin, peningkatan konektivitas dan aksesibilitas Bandara Iskandar diharapkan dapat mendukung visi pembangunan Indonesia yang lebih terhubung, khususnya di wilayah tengah Kalimantan.

“Dengan adanya fasilitas yang cukup dan layanan terbaik, bandar udara ini memiliki potensi untuk menjadi penggerak utama dalam perkembangan ekonomi, sektor wisata, serta mobilitas penduduk di kemajuan zaman,” tandas Mukhtarudin.

Sudah diketahui bahwa pada tahun 2024, UPBU Iskandar akan mengawali prosedur perkuatan landasan pacu dengan melakukan pengecoran ulang (overlay).

Proses tersebut akan dimulai pada bulan Februari atau Maret 2024 dengan tujuan memperkuat landasan agar bisa menopang jenis pesawat yang lebih besar.

Pada saat ini, runway memiliki panjang sebesar 2.120 meter dan lebar 45 meter, sudah cukup untuk mengakomodasi jenis pesawat seperti Airbus A320 serta Boeing 737 dalam jumlah terbatas.

Sekarang ini terdapat rencana untuk memperpanjang landasan pacu hingga 3.570 meter, permohonannya sudah diajukan sejak tahun 2017, dengan tujuan agar dapat menampung pesawat bertubuh lebar.

Meskipun demikian, sampai tahun 2025, pelaksanaan perluasan ini tetap tergantung pada dukungan dana dari pemerintah nasional serta sinkronisasi dengan sejumlah stakeholder, termasuk TNI AU, mengingat bandaranya juga mempunyai fungsi militer.

tim

)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *