Gegara Pemekaran di Kalsel, Barito Kuala Malah jadi Kabupaten Tersepi di Tengah Wilayahnya yang Luas

Posted on


PR GARUT-

Banyak orang tidak menyadari bahwa di balik serangkaian kabupaten hasil pemekaran wilayah di Kalimantan Selatan (Kalsel), ada sebuah daerah dengan cerita menarik: meskipun luas wilayahnya hampir mencapai 3.000 kilometer persegi, jumlah penduduknya kurang dari 340 ribu jiwa. Kabupaten apa ini?

Ya, Kabupaten Barito Kuala, merupakan hasil dari pembentukan daerah yang sekarang tercatat sebagai salah satu kabupaten termiskin di Kalimantan Selatan.

Provinsi Kalimantan Selatan telah mengambil langkah-langkah untuk memperluaswilayahnya sebanyak beberapa kali. Proses pertama dimulai pada tahun 1959, dengan pembentukan terkahir pada tahun 2003. Sebagai hasil dari perjalanan panjang tersebut, secara keseluruhan ada delapan daerah otonomi baru (DOB). Harapannya adalah bahwa hal-hal ini akan mendekatkan layanan publik kepada masyarakat.

Akan tetapi, harapan tidak senantiasa sejalan dengan realita. Salah satu kabupaten hasil pemekaran tersebut, yaitu Kabupaten Barito Kuala, malah saat ini menghadapi tantangan menjadi salah satu daerah paling tertinggal urutan ketujuh di provinsi ini.


Besar Wilayah, Sepi Penduduk

Dengan area seluas 2.996 kilometer persegi, Barito Kuala memiliki potensi yang signifikan di bidang pertanian dan perikanan. Meskipun demikian, berdasarkan data terkini dari Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan, populasi Barito Kuala baru mencapai kira-kira 335,65 ribu orang.

Padahal, dari luasannya, kabupaten ini bahkan lebih besar dibanding sejumlah kabupaten lainnya di Kalimantan Selatan. Namun rendahnya kepadatan penduduk justru menjadi paradoks tersendiri.

Secara administrasi, Barito Kuala secara sah didirikan pada tanggal 4 Juli 1959 lewat Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1959. Sebelumnya, daerah tersebut adalah sebauh kewedanan yang menjadi bagian dari Kabupaten Banjar. Acuan signifikan lainnya datang saat Gubernur Kalimantan Selatan mengeluarkan pengumuman bahwa Barito Kuala telah menjadi kabupaten tingkat dua pada tanggal 4 Januari 1960.

Dari waktu itu, Kota Marabahan diresmikan sebagai ibukota kabupaten serta berperan sebagai sentral administrasi dan budaya warga Barito Kuala sampai dengan masa kini. Kemudian tanggal 4 Januari juga dirayakan sebagai Peringatan Hari Jadi Kabupaten Barito Kuala.

Walaupun tergolong sebagai daerah dengan jumlah penduduk yang jarang, Barito Kuala memiliki banyak peluang untuk maju. Dimulai dari bidang pertanian, nelayanan, sampai wisata alam dan budaya setempat, semuanya siap dikelola secara optimal.

Saat ini, tugas pemerintah daerah tidak hanya fokus pada peningkatan jumlah penduduk, tetapi juga harus memperbaiki kualitas kehidupan untuk warga setempat. Melalui perbaikan infrastruktur dan pengembangan dengan arahan yang benar, tak mustahil jika Barito Kuala dapat mengulangi semangat pemekaran seperti masa lalu yang awalnya menjadi dasarnya. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *